Sistem Kontrol Dasar: Apa itu Fungsi Alih atau Transfer Function??
Tulisan ini terinspirasi dari K. Ogata, Modern control engineering. Prentice hall Upper Saddle River, NJ, 2010.
Dalam sistem kontrol, fungsi alih biasanya digunakan untuk mengkarakterisasi hubungan antara masukan dan keluaran dari komponen atau sistem yang dapat dijelaskan dengan persamaan diferensial yang linier dan time-invariant.
Transfer Function atau Fungsi Alih: rasio atau perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) dari suatu sistem, yang mana dinyatakan dalam Laplace dengan mengasumsikan kondisi awal dan titik kesetimbangannya adalah nol.
Misalkan, fungsi input kita \(R(s)\) dan fungsi output kita \(Y(s)\), maka
fungsi alih dapat di tuliskan sebagai berikut:
$$ G(s) =
\frac{Numerator} {Denominator}= \frac{Y(s)}{R(s)} $$
Orde dari sistem \(G(s)\) di tentukan oleh Denominator nya. Contohnya,
$$ G(s) = \frac{s^2+s+1}{s^3+2} $$
Sistem di atas memiliki orde 3.
Penggunaan fungsi alih terbatas pada sistem linear, time-invariant, dan sistem persamaan diferensial. Akan tetapi, penggunaan fungsi alih banyak digunakan dalam menganalisis dan mendesain kontroler. Beberapa catatan penting mengenai fungsi alih:
- Fungsi alih dari suatu sistem adalah model matematis yang digunakan untuk menyatakan persamaan diferensial yang menghubungkan variabel keluaran dengan variabel masukan.
- Fungsi alih dari beberapa sistem yang berbeda secara fisik dapat memiliki fungsi alih yang identik.
- Jika fungsi alih suatu sistem diketahui, maka keluaran atau respons dari sistem tersebut dapat dipelajari dengan berbagai bentuk masukan (misalnya step input) dengan tujuan untuk memahami sifat sistem tersebut.
- Jika fungsi alih suatu sistem tidak diketahui, maka dapat dilakukan percobaan dengan memasukkan input yang diketahui (misalnya step input) dan mempelajari output dari sistem tersebut. Metode ini dikenal dengan identifikasi sistem dinamik.
Komentar
Posting Komentar